Abang! Bukan Kakak!

Bunda dan bapak suka berandai-andai, kalau Umar punya adik, kira2 Mujahid Kecil ini maunya dipanggil apa, ya? "Umar pinter, mau punya ade gak?" tanya bunda sambil memangku Umar.
"Mau!" jawabnya mantap.
"Laki atau perempuan?"
"Peyempuan!"
"Perempuan apa laki?"
"......." Umar berpikir sebelum menjawab, "Peyempuan!"
"Umar mau dipanggil apa? Kakak ya?"
"Gak mau!"
"Lho? Maunya apa?"
"Abang!"

Bunda dan bapak saling berpandangan. A-b-a-n-g?
"Kalau Aa mau gak?" kejar bunda lagi. Penasaran. Ternyata Umar menggeleng tegas. BUnda menghela nafas. Orang Betawi bukan, mau dipanggil abang... Umar kan campuran Madura-Sunda-Cina. Harusnya antara Mas, Cak, Aa, atau Kokoh.... *giliran bunda geli sendiri*

Ngomong2, kapan mau punya adik, Bang? Umar hanya nyengir nakal sambil peluk2 bunda. Iiiiihhhh....

3 Hari Bersama Bunda

Bukan 3 Hari Mencari Cinta, ya? Hehehe, itu sih basi! Tetapi bener deh Umar bahagia banget ada bunda 3 hari penuh di rumah. Sabtu, Ahad, dan Senin. SENIN???? Iya, bunda tewas dengan sukses di rumah karena sakit panas Senin tanggal 9 Juni kemarin. Jadilah Umar menemani dengan suka cita dan riang gembira... (Lah, bunda sakit kok hepi?)

Pokoknya, jarang2 deh bunda bisa 3x24 jam sama Umar dan itu lebih dari apapun...

Foto Lama


Bunda sedang mengenang ...Ye.. Sendu amat! Iya, ini foto Umar berusia 2 bulan, ketika kami sedang ke acara pernikahan sepupu bunda, uwaknya Umar di Halim Jaktim... duh, masa2 indah.... ^_^

Belajar Berbohong

Eits, bukan berarti bunda yang mengajarkan! No..no..no...

Tetapi ini merupakan tamparan keras buat bunda dan bapak untuk tidak lengah. Minggu lalu, sewaktu bunda pulang kerja, bapak memberikan laporan rutin (halah!)... Dan terjadilah percakapan berikut:

Bapak: "Bu, Umar tuh! Kayaknya diajarin bohon sama **** (tetangga)."

Bunda: "Lho? Kok bisa?"

Bapak: "Iya, tadi saya tanya, 'Umar udah makan?' dia jawab katanya udah. 'Pake apa?' dia jawab pake tahu. Tapi saya lihat perutnya kempes. Trus saya kasih dia makan pake telur dengan nasi sepiring penuh. Habis lho, bu! Saya kesel deh sama ****, kok ngajarin anak kita bohong sih? Nyaris saya mau marah sama Umar. Tapi dia gak salah. Yang salah si ****."

Bunda: "Bukan, pak. Yang salah ya kita! Kurang mengawasi Umar."

Bunda lalu mendekati Umar dan berbicara sepelan mungkin,"Sayang, lain kali kalo bunda atau bapak tanya, jawabnya yang jujur ya Nak? Kalo emang bener belum makan, bilang ajah belum. Ya sayang?" Umar mengangguk mantap dan memelukku sambil berkata, "Maaf, bunda...." Meski mungkin sebenarnya Umar belum terlalu paham tentang hal ini....

Oh anakku.... Maafkan bunda dan bapak, ya? Lingkungan tempat tinggal kita memang kurang memadai untukmu... Tetapi itu akan menjadikanmu lebih mawas diri dan waspada penuh. Tidak semua orang yang baik pada kita itu benar dan jujur. Ada kalanya orang baik itu penjilat.

Bukannya bunda mau ghibah, tetapi keluarga **** memang penjilat nomer wahid. Ini kata para tetangga lain yang sudah puluhan tahun tinggal bareng mereka. Sementara bunda kan baru 7 tahun di Depok... Mereka baik jika kita memberi mereka uang. Minimal makanan. Jika tidak, korbannya ya kamu, Nak...

Mohon doakan bunda dan bapak agar selalu dapat memberikan yang terbaik untukmu ya...

Peluk cium selalu,
Bunda....

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda