Setiap Umar melakukan kesalahan, sekecil apapun... Dia tidak pernah bersembunyi. Buru2 menemui bunda dan dengan tampangnya yang polos, takut2, dan gemeteran, Umar berucap pelan, "Bunda... Maaf..." dan kemudian diikuti dengan kesalahan yang dia buat.

Misalnya,

"Bunda, maaf... Baju Umal bacah. Tadi buang pempes ke tempat campah. Tlus, Umal kepeset, bacah, Bunda..." (Bunda, maaf. Baju Umar basah. Tadi buang pampers ke tempat sampah. Trus Umar kepeleset, basah, Bunda..."

Siapa yang tega memarahi anak yang sudah jujur??????? Dengan menahan kesal (yang sebenernya sih bisikan syetan) bunda berusaha tetap tersenyum dan membelai rambutnya, "Ya, sayang. Bunda maafkan. Terima kasih Umar sudah mau membantu bunda ya? Umar pintar bisa buang sampah sendiri. Lain kali hati2 ya?" Lalu bunda memeluk Umar erat. Terlihat wajah Mujahid Kecil kembali cerah dan ceria.

"Oke, bunda! Ma acih yaaaa..." dan dia pun kembali bermain setelah mengganti bajunya yang basah.

Atau, ketika Umar menumpahkan susunya di karpet, wuah.... Kembali, sambil menahan kesal, bunda mencoba mendekati Umar, "Sayang, kenapa susunya?"
U= "Tumpah bunda. Maap, gak cengaja."
B= "Umar kan tau karpetnya jadi kotor?"
U= "Iya bunda. Jadi bacah. Maap ya bunda?" Lalu memeluk bunda erat.

Oh Illahi Rabbi... Sungguh indah... Sungguh kejujuran anak sekecil ini... Membuat mata bunda berkaca dan hati bunda terharu...

Tetaplah pelihara kejujuran itu hingga ke JannahNya, Mujahid!

Mulai Pintar Cerita....

Dengan gayanya yang sok gede, Umar selalu ngoceh soal tabrakan mobil atau motor di televisi.. Atau protes kalau aksi2 hewan2 liar di film dokumenter terpotong iklan (gak ada iklan gak ada pelem dokumenter kali, sayanggggg....) Atau nyerocos setelah bengong melihat pijaran lava gunung berapi...

Sekarang, jika sedang bermain, juga ngoceh... "Bunda, mobilnya tabakan(tabrakan-bunda)!" Dan semacamnya...

Makin pinter protes. Kalau dipanggil ade pasti gak mau. "Abang, bunda.... Abang Umal...Ya?" Bunda tepok2 jidat deh! Juga gak mau dipanggil "Umay". Pasti ngegerendeng (menggerutu pelan): "Hu uh, Umay..Umay! Nama aku kan Umal, bukan Umay!" Bunda tinggal ngikik sendiri ajah...

Permisi...

Dengan memengang benda apapun yang mirip gitar (maklum bunda belum bisa beli gitar2an), Umar pasang aksi dan mulai menyanyi gak jelas sampe ngotot alias urat2 lehernya pada keliatan...

Jreng...jreng..jreng..... "..................." Isi nyanyian yang gak jelas. Lalu menghampiri orang2 yang 'mendengarkan' nyanyiannya, dan menadahkan tangan. Setelah kita juga pura2 kasih ongkos (uang receh, versi Umar), dia tersenyum dan berujar, "Ma acih" dan melanjutkan nyanyian gak jelasnya...

Kalau sudah capek, langsung deh nyamperin bunda dan bilang, "Haus, bun!" Hehehehehe....

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda